Senin, 08 Agustus 2011

Al Quran : Kado Terindah untuk Umat Manusia

Di antara 12 bulan yang ada  dalam kalender Islam, hanya ada sebuah bulan yang namanya disebut oleh Allah dalam Al Quran. Itulah bulan Ramadhan. Allah swt berfirman,
شَهْرُ‌ رَ‌مَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْ‌آنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْ‌قَانِ

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)..." (Al Baqarah : 185)


Ayat ini memberikan keterangan mengenai bulan Ramadhan, yaitu bahwa di bulan inilah Al Quran diturunkan. menurut berbagai riwayat dari Ibnu Abbas ra, Al Quran diturunkan seluruhnya di langit dunia di bulan Ramadhan, lalu diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur selama bertahun-tahun. Ayat inipun menyebut keistimewaan Al Quran yaitu bahwa Al Quran itu merupakan petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang benar dan yang salah. 

Di ayat yang lain dijelaskan lebih rinci mengenai 4 keistimewaan Al Quran, yang membuat Al Quran merupakan kado terindah dari Tuhan semesta alam untuk umat manusia. Allah swt berfirman, 



يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّ‌بِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ‌ وَهُدًى وَرَ‌حْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, obat bagi apa yang ada di dalam dada, petunjuk, dan rahmat (kasih sayang) bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus:57)

1. Mau'izhah (Pelajaran) 


Al Quran mengandung pelajaran bagi orang yang mau membacanya dan mengetahui kandungan maknanya. Hal ini karena Al Quran menjelaskan berbagai konsekuensi perbuatan dengan memberi dorongan semangat atau memperingatkan dengan ancaman yang menakutkan. Al Quran ibarat dokter yang melarang pasiennya dari berbagai hal yang dapat membahayakannya. Demikian penjelasan  Imam Al Syaukani Dalam buku tafsirnya Fathul Qadir. 


Ada banyak contoh dalam Al Quran ayat-ayat yang menerangkan larangan suatu perbuatan tercela yang disertai penjelasan konsekuensi dari perbuatan tercela itu. Misalnya firman Allah swt berikut :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ‌ وَالْمَيْسِرُ‌ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِ‌جْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah najis, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (Al Maidah:90)


Ayat ini dengan tegas melarang orang-orang yang beriman untuk mengkonsumsi minuman keras dan judi. Ayat ini menyebut keduanya sebagai  perbuatan setan. Ayat ini sudah mengandung keterangan yang cukup jelas mengenai buruknya kedua hal tersebut. Di samping itu, ayat ini juga merupakan dorongan semangat dengan menjanjikan keberuntungan bagi orang-orang beriman apabila mereka menjauhi keduanya. Meski demikian, di ayat selanjutnya Allah swt mengingatkan dampak negatif yang akan didapatkan orang-orang beriman apabila mereka tidak menghiraukan larangan ini. Allah swt berfirman, 


إِنَّمَا يُرِ‌يدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ‌ وَالْمَيْسِرِ‌ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ‌ اللَّـهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
"Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka apakah kalian orang-orang yang berhenti?"


Ayat ini menjelaskan dua jenis kerugian akibat minuman keras dan judi, yaitu rusaknya hubungan sesama manusia dan jauhnya seseorang dari Allah. Peringatan  ini pun ditutup dengan pertanyaan halus yang menyentuh kesadaran kita. Sungguh indah pelajaran dalam ayat-ayat ini bagi orang-orang yang merenungkannya.

2. Syifa` (Penawar)


Al Quran merupakan obat penawar bagi berbagai penyakit dalam dada. Sebagai contoh, dalam dada manusia sering muncul keraguan akan adanya kehidupan setelah kematian. Al Quran mengobati keraguan dan kebimbangan itu dengan argumentasi yang meyakinkan. Renungkanlah ayat-ayat berikut ini :


أَوَلَمْ يَرَ‌ الْإِنسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ ﴿٧٧
وَضَرَ‌بَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَن يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَ‌مِيمٌ ﴿٧٨
 قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّ‌ةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ ﴿٧٩
 الَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ الشَّجَرِ‌ الْأَخْضَرِ‌ نَارً‌ا فَإِذَا أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ ﴿٨٠
 أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْ‌ضَ بِقَادِرٍ‌ عَلَىٰ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ


Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (Yasin : 77-81)


Ayat-ayat ini mengajak manusia mengingat bahwa ia sendiri mengalami kehidupan setelah sebelumnya ia benda mati yang hina (berupa mani). Yang kelak akan menghidupkan tulang-tulang yang sudah hancur itu ialah Tuhan yang dahulu mampu menghidupkannya sebagai manusia dari mani itu.  Ada sejenis pohon yang masih hijau yang biasa digunakan orang-orang Arab untuk menyalakan api. Itulah bukti lain bahwa Tuhan Yang Mahakuasa mampu menciptakan api dari kayu yang masih hijau, yang berarti masih basah, meskipun hal itu nampaknya mustahil bagi mereka. Lalu ayat berikutnya mengajak manusia merenungkan ciptaan Allah yang mengagunkan umat manusia sepanjang masa karena kebesaran, keindahan, dan keteraturannya, yakni langit dan bumi. Manusia yang berakal lurus pasti tidak menginkari bahwa langit dan bumi pasti ada yang menciptakan. Ayat ini berargumentasi bahwa yang menciptakan langit dan bumi pasti mampu menciptakan manusia yang tingkat kerumitannya lebih rendah. Inilah contoh ayat-ayat yang mengobati penyakit kebimbangan dalam dada. 


3. Huda
 (Petunjuk)Allah swt berfirman :

إِنَّ هَـٰذَا الْقُرْ‌آنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus" (Al Isra:9)

Ayat ini menyatakan bahwa petunjuk Al Quran itu membawa manusia kepada kondisi terbaik. Sebagai contoh,  Al Quran mengandung hukum-hukum, yang dengan hukum itu akan tercapai keadilan dan kesejahteraan yang terbaik dibandingkan dengan sistem hukum selain Al Quran.  Ayat terpanjang dalam Al Quran (Al Baqarah:282) berbicara secara detil mengenai bagaimana mestinya transaksi utang-piutang itu berlangsung. Ayat tersebut mengatur adanya pencatatan dan pengangkatan saksi, memerintahkan agar keadilan dan kejujuran dijunjung tinggi, menyebutkan hikmah dari perintah itu, dan melarang segala hal yang menimbulkan bahaya dalam transaksi itu. Bagian akhir ayat itu pun mengingatkan agar orang-orang yang beriman khususnya yang terlibat dalam transaksi itu bertaqwa kepada Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Kalau ayat ini betul-betul dipraktekkan, maka akan tercipta keadilan, kemanan, dan kesejahteraan dalam transaksi.


Al Quran juga bertutur tentang kisah-kisah manusia-manusia yang menjadi model untuk manusia sepanjang zaman. Ada kisah-kisah para Nabi dan para pengikutnya yang menjalani hidup mereka di atas jalan yang lurus. Ada pula kaum yang jahat dengan pemimpin-pemimpin mereka dan tindakan kejahatan yang mereka lakukan. Al Quran menceritakan bagaimana berjalannya kehidupan mereka, dan bagaimana akhir kisah mereka. Ini semua mengandung hukum-hukum sejarah yang menjadi petunjuk yang jelas bagi umat yang mau meyakininya.


4. Rahmah
 (Kasih Sayang) 
Al Quran merupakan jembatan yang mengantarkan manusia kepada kasih sayang Allah. 


Keempat hal tersebut merupakan sifat-sifat Al Quran. Inilah yang membuat Al Quran itu begitu bernilai. Hanya saja, akhir ayat ini menunjukkan bahwa nilai-nilai itu hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman kepada Al Quran. Adapun orang-orang yang kafir, mereka menolak Al Quran. Sikap itu menjauhkan mereka dari nilai-nilai berharga Al Quran itu. Sikap mereka itu sejatinya merupakan kezhaliman terhadap diri mereka sendiri. Mengapa demikian?Sebab, jauhnya mereka dari pelajaran, penawar, petunjuk, dan kasih sayang dari Allah itu akan mengantarkan diri mereka sendiri ke dalam kerugian di dunia dan akhirat. 

Hal ini sebagaimana Allah swt berfirman :

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْ‌آنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَ‌حْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارً‌ا


"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. " (Al Israa`:82)



Semoga kita tergolong mereka yang mendapatkan pelajaran, penawar, petunjuk dan rahmat itu. Amin.


Referensi :
Imam Ibnu Katsir. Tafsir al Quran al 'Azhim. Al Baqarah : 185
http://altafseer.com/Tafasir. asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=7& tSoraNo=2&tAyahNo=185& tDisplay=yes&UserProfile=0& LanguageId=1



Imam Al Syaukani. Fathul Qadir. Yunus:57
http://altafseer.com/Tafasir. asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=9& tSoraNo=10&tAyahNo=58& tDisplay=yes&Page=4&Size=1& LanguageId=1



Imam al Baidhowi. Anwar al Tanzil wa Asrar al Ta`wil, Al Maidah:91
http://altafseer.com/Tafasir. asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=6& tSoraNo=5&tAyahNo=91&tDisplay= yes&Page=3&Size=1&LanguageId=


http://tanzil.net

http://quran.com


dari milist Tausiyah hariah KAMMI Jepang